Jokowi Undang Pertemuan dengan UGM, BEM UGM : Kami Tidak Hadir!
YOGYAKARTA (gasgasan.com) - Dalam menyikapi undangan pertemuan presiden Joko Widodo dengan BEM KM UGM. Atiatul Muqtadir menolak ajakan presiden dikarenakan banyak hal terkait aksi mahasiswa yang menimbulkan korban luka-luka dan korban jiwa (27/09/2019).
Lewat cuitan Twitter-nya @fathuurr_, Preaiden BEM KM UGM menyampaikan beberapa alasan kenapa pihaknya belum bisa memenuhi undangan dari Jokowi.
Menurut Atitul Muqtadir, rasanya tidak tepat jika pertemuan itu dilakukan di tengah adanya mahasiswa yang meninggal dunia, dan tidak ingin mengulang kejadian tahun 2015 usai bertemu dengan Presiden, sikap mahasiswa menjadi terpecah.
Berikut adalah isi rilisan tertulis BEM KM UGM :
Menyikapi undangan terbuka ajakan pertemuan dari Presiden Joko Widodo kepada mahasiswa, BEM KM UGM dengan ini menyatakan :
Bahwa sesungguhnya setiap aspirasi mahasiswa berasa dari kantung-kantung kegelisahan masyarakat akibat tidak sesuainya kebijakan negara dengan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat.
Bahwa pada aksi kemarin, tidak hanya melibatkan mahasiswa, tapi juga kaum buruh, petani, dan nelayan yang juga terdampak apablila sejumlah RUU disahkan.
Sehingga, kami menyesalkan apabila undangan tersebut hanya ditujukan untuk mahasiswa tanpa melibatkan perwakilan elemen masyarakat lainnya.
Bahwa di saat yang sama, kami kecewa setiap tindak kekerasan yang dilakukan aparat keamanan yang mana di era Pasca Reformasi seolah mendapatkan angin segar
Presiden Jokowi seharusnya bisa menangani setiap aksi demonstrai sebagai bagian aspirasi publik dengan cara yang persuasif, humanis, dan tidak represif.
Namun demikian, kondisi saat ini mengharuskan Presiden untuk ambil bagian dalam mengusut, menindak, dan memberikan sanksi kepada aparat yang telah melakukan tindak kekerasan kepada massa aksi.
Bahwa hari ini mahasiswa sedang berduka cita sehubungan dengan adanya korban luka maupun korban jiwa yang menimpa massa aksi di berbagai daerah.
Kami memandang menghadiri undangan di istana di tengan kondisi seperti ini merupakan sikap yang kurang etis untuk dilakukan.
Bahwa kami melihat apresiasi pemerintah terhadap demonstrasi tidak sesuai dengan tindakan pemerintah baru-baru ini yang melakukan penangkapan aktivis dan penahanan massa aksi serta danya instruksi kepada menristekdikti untuk meminta rektor menertibkan mahasiswa yang ingin mengartikulasikan pikiran di arena publik.
Bahwa Aliasni BEM Seluruh Indonesia pernah diundang ke Istana Negara satu kali pada 2015. Akan tetapi, undangan tersebut dilakukan di ruang tertutup
Hasilnya jelas, gerakan mahasiswa terpecah.
Kami belajar dari proses ini dan tidak ingin menjadi alat legitimasi penguasa yang sedang krisis legitimasi publik, sehingga akhirnya melupakan substansi terkait beberapa tuntutan aksi yang diajukan.
Bahwa kami merasa tuntutan yang kami ajukan telah tersampaikan secara jelas di berbagai aksi dan juga jalur media.
Sehingga sejatinya yang dibutuhkan bukanlah sebuah pertemua, melainkan sikap tegas Presiden terhadap tuntutan mahasiswa.
Sehingga BEM KM UGM menyatakan sikap
1. Tidak menghadiri undangan pertemuan dengan Presiden yang akan dilakukan pada Juma, 27 September 2019
Demikian sikap BEM KM UGM. Hidup Mahasiwa! Hidup Rakyat Indonesia
Tertanda,
M Atiatul Muqtadir
Presiden Mahasiswa BEM KM UGM 2019
(gasgasan.com)
0 Response to "Jokowi Undang Pertemuan dengan UGM, BEM UGM : Kami Tidak Hadir!"
Post a Comment